Postingan

APA ISTIMEWA NYA ALBUM MEMORANDUM DARI PERUNGGU?

Gambar
Sudah lama sekali blog ini terkubur dalam-dalam. Tentunya karena gairah sang penulis yang tak stabil untuk melukis pada kolom ini. Alangkah baiknya semua hasrat itu gua gali kembali dalam-dalam agar lebih waras lagi. Yang tentunya semua gairah itu bangkit kembali akibat pembahasan topik ini yang sangat ingin gua bahas. Belakangan, gua banyak sekali mendengar, merasakan, album-album musik yang hadir di Indonesia. Tapi entah kenapa gua baru kembali lagi benar-benar merasakan sesuatu tanpa tendensi ingin menjadi yang terbaik, sederhana dari segi musik dan lirik, hanya didasari oleh kesenangan bermusik yang hakiki, sehingga nyawa seluruh lagu pada album ini sangat tersampaikan. Ya, memang seni yang baik menurut gua adalah seni yang berhasil menyampaikan seluruh rasa dan pesan kepada penikmatnya, seperti Album "Memorandum" dari Perunggu yang daritadi gua bicarakan.  Memang banyak juga musisi atau band yang gua dengarkan belakangan ini terasa bersenang-senang pada musik yang mereka

ULASAN BUKAN PATOKAN!!

Gambar
Gua udah beberapa kali bikin review soal album musik dan film yang gua share disini dan youtube gua. Niatnya cuma pengen ngebacot doang. Atau lebih tepatnya "Mengeluarkan Perasaan" ketika abis nikmatin suatu karya. Maupun ada yang berisi kritikan atau pujian.  Tapi ironisnya, beberapa temen suka nanya pendapat ke gua untuk dijadikan tolak ukur mereka. Kaya misal, "Menurut lu ini bagus ga?"  Dalem hati, "Waduh, kenapa nanya ke gua sih, kredibilitas aje gaada wkwkw kenapa ga nikmatin sendiri aja sih.."  Dan emang masih banyak orang - orang yang menjadikan review dari author tertentu sebagai acuan untuk memutuskan menikmati karya tersebut atau engga.   Tapi jujur, hal yang paling gua paling kesel adalah tipe manusia yang suka ngomong ke gua, "Kenapa pada bilang ini bagus ya?"  "Ya kemaren gua nonton sih menurut gua sih…………….."  "Kalo menurut gua yang gua liat dari situs ini sih…………….."  Halahh, mati aja so

Suar dari Hit & Run, Bikin Percaya lagi sama Film Action Comedy Indonesia

Gua tertarik nonton film ini karna gua ngeliat pertama kali poster nya di sosmed, udah gitu jajaran nama nya cukup meyakinkan gua. Sebagai Director disini ada Ody C Harahap, dengan "Orang kaya baru" dan "Sweet 20" nya yang menghibur dan sukses. Bisa gua bilang salah satu director film komedi yang bagus lah di Indonesia. Lalu ada Upi sebagai Scriptwriter, dengan film komedi nya "My stupid boss" dan film - film lainnya seperti "Belenggu", "Realita cinta Rock n Roll" juga turut membuat gua penasaran. Dua nama yang gua sebut diatas udah gausah diraguin lagi lah kalo masalah film komedi, udah terbukti. Setelah ngeliat dua nama tadi, gua awalnya berfikir "ohhh Action nya standar sih kayanya". Karna emang mereka spesialisnya di Komedi. Tapi setelah ngeliat jajaran Cast nya dari Joe Taslim, Chandra Liow, Jefri Nichol, Tatjana Saphira, dan Yayan Ruhian. Gua langsung mikir "wahhh, ini sih kayanya action nya ga maen - maen nih, ga c

EP The Three Magical Penguins dari Zeke and The Popo, band yang seenaknya mindah - mindahin suasana lagu

Gambar
Tumben - tumbenan gua berani ngereview musik di blog ini. Gatau kenapa di kepala gua akhir - akhir ini terlalu banyak suara “ayo review musik apalagi, review musik apalagi” dan hati yang susah ditenangkan. Sementara kalo review musik di youtube butuh proses diskusi dan editing. Jadi, yaa gua liampiasin disini aja kali yee. Sebenernya bukan ide yang bagus yah, review musik pertama kali di blog ini terus ngereview nya EP dari Zeke and The Popo - The Three Magical Penguins. Karena yang gua dengerin secara musik nya kompleks banget. Sementara gua ga ngerti apa - apa soal musik. Yaaa apa daya aku hanya manusia biasa yang mencintai musik untuk memanjakan telinga yang tidak terlalu bagus ini wkwk. Tapi selain gua berani, alasan gua sampe mau - mau nya review EP yang susah direview buat orang awam kaya gua ini adalah karena gua suka banget sama EP ini. Apalagi karena band ini udah lama vakum, terakhir ngeluarin album yang bertajuk Space In The Headlines itu di tahun 2007. Jadi EP in

Review : 27 Steps of May

Gambar
27 Steps of May garapan Ravi Bharwani bercerita tentang May ( Raihaanun ) yang diperkosa oleh sekelompok orang. Ayah May ( Lukman Sardi ) sangat terpukul dan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak dapat melindungi anaknya. Akibat trauma yang sangat mendalam, May menarik diri sepenuhnya dari kehidupan. Ia menjalani hidupnya tanpa koneksi, emosi, atau kata-kata, sementara Ayahnya terjebak oleh perasaan bersalah. Lalu melampiaskan semua amarahnya di ring tinju. Lalu semua nya berubah, ketika May bertemu seorang pria Pesulap ( Ario Bayu ) dengan menunjukkan aksi - aksi nya yang mendetail dari hari - ke hari lewat lubang di tembok kamar nya akibat sebagian rumahnya kebakaran. Perlahan - lahan keadaan May semakin membaik. Alurnya disini menurut gua bertempo lambat. Tapi dengan begitu, kita sebagai penonton menjadi lebih merasakan dan merasuk dengan rutinitas May sebagai Tikus di dalam toples, dengan membuat boneka wanita dan dikasih ke pada ayahnya untuk diberikan lagi ke temannya s

Review : Kucumbu Tubuh Indahku

Gambar
Film ini berkisah tentang perjalanan hidup Juno, sejak kecil hingga dewasa menjadi penari, di sebuah desa di Jawa, yang terkenal sebagai desa penari lengger lanang, jenis tarian perempuan yang dibawakan penari laki - laki. Kehidupan Juno kecil adalah kehidupan peleburan tubuh maskulin dan feminin yang terbentuk alami oleh kehidupan desa dan keluarganya, namun perjalanan hidupnya selanjutnya adalah perjalanan kehidupan penuh trauma kekerasan tubuh. Wahyu Juno adalah karakter yang menarik, bagaimana ia dari kecil dididik dengan sangat keras dan seringkali melihat kekerasan dihadapannya. Dengan pribadi yang pendiam dan lembut. Ia berpetualang untuk belajar mencintai diri sendiri dengan berbagai pengalaman yang ia lewati. Gokilnya lagi, Garin Nugroho sang Sutradara selaku Penulis disini bisa membuat cerita ini menjadi luas tapi tetap pada intinya. Seperti dia bisa menarik karet gelang sekuat dan semaunya, tapi ga putus sama sekali. Musiknya ( Mondo Gascaro ) juga tepat guna. Muncu

Review : Ave Maryam

Gambar
Di Semarang, Film dari Ertanto Robby Soediskam sutradara selaku penulis di sini. Berkisah tentang suster yang bernama Maryam ( Maudy Koesnaedi ) seorang biarawati yang bertugas mengurusi para suster-suster tua. Lalu Maryam jatuh pada Pastor baru, Yosef ( Chicco Jerikho ) akan kepiawannya bermain musik. Dari situ lah semua cerita yang menarik dimulai. Walaupun Maryam seorang biarawati yang mulia mengurus hidup para suster - suster tua disitu, dan Yosef seorang Pastor. Namun siapa sangka percintaan kedua nya telah menerobos dan menyimpang dari ajaran agama. Tidak sesuci kelihatannya. Adegan demi adegan memperlihatkan bagaimana kencan mereka berdua yang tak kalah menarik hampir di tiap malam. Karena Maryam yang dibebani dengan urusan obat yang harus diberikan ke suster Monic ( Tutie Kirana ) di tiap malam, dan harus pergi secara diam - diam. Surat menyurat juga turut menyertai bagaimana proses dari Yosef ke Maryam untuk pergi berkencan layak disimak. Musik - musik yang diolah ole